Uang Kertas Dengan Nominal Terkecil : Seri Sukarelawan 1964

  Uang Kertas Dengan Nominal Terkecil : Seri Sukarelawan 1964

formasi lengkap uang Seri Sukarelawan tahun 1964






Assalamualaikum wr.wb. Salam Sejarah. kepada para pembaca sekalian, kali ini saya ingin mengajak Anda untuk mengingat kembali sejarah Indonesia, khususnya mata uang yang pernah beredar di Indonesia.

Ialah uang kertas seri sukarelawan Dwikora yang  dicetak pada tahun 1964. Uang kertas seri ini adalah uang kertas bernominal terkecil yang pernah dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Seri ini terdiri dari pecahan 1 sen, 5 sen, 10 sen, 25 sen, dan 50 sen (1 sen = 0,01 rupiah). Uang kertas seri tersebut bergambar seorang petani, Sukarelawati dan Sukarelawan. Mencerminkan program politik Dwikora zaman Presiden Soekarno dalam rangka konfrontasi dengan Malaysia (yang dianggap sebagai negara boneka Inggris). Uang kertas seri tersebut ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia Jusuf Muda Dalam dan Direktur BI Hertatijanto. Serta dicetak oleh P.N. Pertjetakan Kebajoran (cikal bakal Perum Percetakan Uang RI).

Meskipun tertulis tahun 1964 pada uang kertas, seri ini dicetak dan diedarkan BI sejak 13 Desember 1965. Seri ini dikeluarkan karena kebijakan Pemerintah Orde Lama yg melakukan sanering 1/1000 kali terhadap mata uang rupiah. Artinya Rp 1000 uang lama dipotong nilainya menjadi Rp 1 uang baru. Dalam hal ini, pecahan 1 sen menggantikan Rp 10 uang lama, dan seterusnya.

Kebijakan sanering yang dilakukan pemerintah pada waktu itu tentu berbeda dengan redenominasi yg wacananya sempat dilontarkan oleh BI beberapa bulan yg lalu.

Lalu apa itu sanering? Sanering adalah pemotongan nilai uang sehingga daya beli masyarakat juga ikut terpotong. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun. Misalnya uang Rp 1000 lama dipotong nilainya menjadi Rp 1 baru, maka harga beras yg semula Rp 10.000 tetap tidak berubah.

Sedangkan redenominasi adalah menyederhanakan denominasi (pecahan) mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. Misalnya uang Rp 1000 lama dipotong nilainya menjadi Rp 1 baru, maka harga beras yg semula Rp 10.000 dipotong harganya menjadi Rp 10.

Berbeda dengan sanering yg dilakukan secara mendadak, maka redenominasi membutuhkan sosialisasi atau proses yang lama, antara 5 hingga 10 tahun.

Selain merupakan uang kertas bernominal terkecil yg pernah dikeluarkan BI, uang kertas seri ini juga merupakan uang kertas yang cukup terlama masa berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah. Diedarkan BI sejak 13 Desember 1965, uang kertas seri ini baru ditarik dari peredaran umum secara resmi oleh BI pada tanggal 15 November 1996.

Apa alasan BI menarik uang seri Sukarelawan 1964 selama itu? Karena BI secara teoritis masih merasa perlu untuk menggunakan satuan sen, walaupun secara fisik uang sen tentu sudah tidak dipakai lagi oleh masyarakat sejak akhir 1970 an.

Bayangkan, di tahun 1995 kalau mau menukar uang kertas 1 sen ini ke BI untuk ditukar dengan selembar uang Rp 100 (uang kertas nominal terkecil yg beredar pada saat itu), maka perlu membawa 10.000 lembar atau 100 gepok uang kertas 1 sen. Pasti ada satu koper tuh.

Nah berikut ini tampilan dan penjelasan uang seri sukarelawan :




1 Sen


Tanda tangan    : Jusuf Muda Dalam – Hertatijanto

Percetakan         : P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp.

Penerbitan         : 13 Desember 1965

Penarikan           : 31 Desember 1996

Warna dominan :

-          Depan                 : hijau/coklat

-          Belakang            : hijau/coklat

Pengaman : Serat halus

Gambar depan               : petani

Gambar belakang           : Ragam hias roset membentuk lingkaran dan angka 1

Nomor seri        : 3 huruf, 6 angka

Ukuran               : 10,4 x 5,2 cm


5 sen


Tanda tangan    : Jusuf Muda Dalam – Hertatijanto

Percetakan         : P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp.

Penerbitan         : 13 Desember 1965

Penarikan           : 15 November 1996

Warna dominan :

-          Depan                 : violet/abu

-          Belakang            : violet/abu

Pengaman : Serat halus

Gambar depan               : sukarelawati

Gambar belakang           : Ragam hias roset membentuk lingkaran dan angka 5

Nomor seri        : 3 huruf, 6 angka

Ukuran               : 10,4 x 5,2 cm


10 sen



Tanda tangan    : Jusuf Muda Dalam – Hertatijanto

Percetakan         : P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp.

Penerbitan         : 13 Desember 1965

Penarikan           : 15 November 1996

Warna dominan :

-          Depan                 : hijau

-          Belakang            : hijau

Pengaman : Serat halus

Gambar depan               : sukarelawati

Gambar belakang           : Ragam hias roset membentuk lingkaran dan angka 10

Nomor seri        : 3 huruf, 6 angka

Ukuran               : 10,4 x 5,2 cm


25 sen


Tanda tangan    : Jusuf Muda Dalam – Hertatijanto

Percetakan         : P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp.

Penerbitan         : 13 Desember 1965

Penarikan           : 15 November 1996

Warna dominan :

-          Depan                 : merah/hijau/kuning

-          Belakang            : merah/hijau/kuning

Pengaman : Serat halus

Gambar depan               : sukarelawan

Gambar belakang           : Ragam hias roset membentuk lingkaran dan angka 25

Nomor seri        : 3 huruf, 6 angka

Ukuran               : 11,2 x 5,6 cm


50 sen


Tanda tangan    : Jusuf Muda Dalam – Hertatijanto

Percetakan         : P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp.

Penerbitan         : 13 Desember 1965

Penarikan           : 15 November 1996

Warna dominan :

-          Depan                 : merah/coklat

-          Belakang            : merah/coklat

Pengaman : Serat halus

Gambar depan               : sukarelawan

Gambar belakang           : Ragam hias roset membentuk lingkaran dan angka 50

Nomor seri        : 3 huruf, 6 angka

Ukuran               : 11,2 x 5,6 cm





Demikian info singkat yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua. Jika ada masukan,kritik atau pendapat lain, silakan tulis di kolom komentar. Terimakasih. salam sejarah. Wassalamualaikum wr.wb












ps : Gambar tersebut di atas merupakan koleksi pribadi
fachri.ea| 2021













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragam gerak tari Dolalak dan Gambiranom

PENGERTIAN TARI MENURUT BEBERAPA AHLI

Selamat Datang Di Blog Kami